Untuk memenuhi kebutuhannya, secara naluri orang jaman dulu melakukan perjalanan dikarenakan adanya kebutuhan makan dan minum, kebutuhan rasa aman/tempat tinggal, perasaan ingin tahu, ambisi kehormatan dan kekuasaan sehingga dengan dorongan tersebut, mereka melakukan perjalanan yang mungkin kembali ketempat asal maupun tinggal menetap di tempat baru.
Sejak jaman purba, dimana manusia masih mengandalkan kehidupannya dengan memanfaatkan apa yang ada disekelilingnya untuk mempertahankan kehidupannya (secara naluri), hanya memakan apa yang ada disekitarnya, melindungi diri dari panas, hujan dan dingin mereka menutupi badannya dengan dedaunan/kulit pohon ataupun kulit binatang, istirahat tidur dengan mencari tempat aman diatas pohon rindang, atau dalam goa. Secara naluri, bila merasakan kurang nyaman lagi ditempat semula (dimana buah-buahan, umbi-umbian liar, binatang buruan sudah habis
dan tempat tinggalnya sudah diketahui oleh binatang buas atau musuhnya) mereka berusaha untuk bergerak mencari tempat baru yang lebih nyaman dan aman. Demikian seterusnya sampai akhirnya mereka menemukan teman dan berkumpul saling membantu menghadapi serangan binatang buas maupun musuh-musuh saingannya dalam mempertahankan hidup.
Mereka berkomunitas membentuk group/kelompok, semakin kuat dan menetap disatu tempat untuk bersama-sama bahu membahu mempertahankan kelompoknya untuk terus hidup. Dalam perkembangannya, terjadilah suatu komunitas yang semakin banyak anggotanya, kemudian terbentuklah sebuah masyarakat dengan pemimpinnya.
Kondisi alam menuntut untuk tetap melakukan perjalanan, walaupun tidak langsung serempak, mereka mengutus dulu satu atau dua orang yang pemberani untuk ”mencari” daerah baru/hutan yang masih banyak makanan (karena mereka belum mengenal bercocok tanam), bila telah menemukan, barulah dengan berbondong-bondong (merasa lebih aman dan kuat) kelompok tersebut ”berpindah” ke tempat baru tersebut.
Untuk mempertahankan kepentingannya, mereka saling menaklukkan antar kelompok, kemudian akan menjadikan kelompok yang menang menjadi kelompok besar, sampai akhirnya menjadi suku dalam lokasi yang menetap/desa dan menjadi lebih besar lagi menjadi negeri.
Perjalanan tetap dilakukan dalam dinamika kehidupan, seakan-akan mereka sudah mengenal bahwa setiap langkah akan menjadikan seseorang/kelompok ”lebih besar” (lebih pandai, lebih banyak informasi karena lebih banyak yang dilihat).
Hornby cs, dalam bukunya yang berjudul “The Advance Learn’s Dictionary Of Current English”, menyatakan :“Travel is go from place to place, make a journey, up a long one, in search of pleasure, adventure or as commercial traveller”
Travel diartikan sebagai pergerakan dari suatu tempat ke tempat lain, melakukan perjalanan atau ke tempat yang jauh dengan maksud untuk mencari kesenangan, berpetualang atau untuk perjalanan mencari keuntungan/laba/berdagang)
Tanda-tanda yang membuktikan terjadinya perjalanan pada masa itu :
- Tahun 221 - 122 SM, masa pemerintahan dinasti Chou di Tiongkok telah dibangun jalan raya untuk kepentingan lalu lintas bangsanya.terutama untuk perjalanan berdagang.
- Tahun 560-330 SM, masa kerajaan Persia Di Timur Tengah dibangun jalan raya yang menghubungkan antara kaki gunung Zagrep ke laut Algean.
- Kerajaan ROMAWI membangun jalan raya dengan nama THE APPIAN WAY sepanjang kurang lebih 350 mil.
- Tahun 334 SM di Ephesus (Turki) dikembangkan oleh Alexander The Great (Iskandar Zulkarnaen) mengadakan pertunjukkan akrobatik adu binatang buas, sihir dan sulap yang banyak dikunjungi orang.
- Perjalanan Ziarah ketempat-tempat yang dihormati merupakan perjalanan yang didorong oleh motivasi agama dan ritual penghormatan leluhur.
- Bangsa Phunisia Dan Polanesia merupakan bangsa yang pertama kali melakukan perjalanan untuk muhibah wisata dengan tujuan perdagangan. Dan Ratu Elisabeth I kaum ningrat Inggris juga mengadakan perjalanan ke Eropa, dengan berbagai tujuan antara lain kunjungan perkenalan, mencari ide-ide baru, mempelajari seni budaya, sistem pemerintahan dan pendapat bangsa lain.
- Bangsa Austronesia melakukan imigrasi ke kepulauan Indonesia melalui Malaya ke Jawa dan juga Formosa, Filipina ke sebagian Kalimantan dan Jawa, bangsa Austronesia ini yang akan menjadi nenek moyang langsung bangsa Indonesia. Mereka menghidupi diri dengan dengan berladang dan berburu binatang menggunakan anak panah dan busur dan tombak. Alat yang digunaka anak panah dan tombak. Mereka hidup di goa-goa berpindah dari satu tempat awal ketempat lain yang dianggap lebih nyaman.
- 500 SM - Terjadi perpindahan gelombang kedua. Perpindahan yang dilakukan sudah dengan membawa kebudayaan Dongson melalui jalan barat lewat Malaysia barat. Kebudayaan Dongson yaitu kebudayaan yang telah memakai logam sebagai alat bantu kehidupan dikenal dengan sebutan zaman perunggu. Mereka sudah mulai tinggal menetap.
- Abad ke-7 hingga abad ke-14 Jawa dan Sumatra. kedatangan pelautpelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho/Zheng He perang dan berdagang), serta para pedagang-pedagang Arab dari Gujarat, India, yang membawa agama Islam.
- Awal abad ke-16, orang-orang Eropa datang, mereka menemukan beberapa negara-negara kecil dan menguasainya melalui perdagangan rempah.
- Pada abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya dan sedikit demi sedikit mulai menjajah Indonesia.
Perjalanan yang mereka lakukan berdampak pula pada pesatnya arus dan kebutuhan perjalanan, baik untuk sekedar kunjungan persahabatan, mencari pengetahuan maupun expansi perdagangan, Dari perjalanan tersebut kita mengenal beberapa tokoh sebagai traveller antara lain:
Marcopolo |
- Marcopolo (1254-1324) yang telah mengadakan perjalanan dari Eropa hingga Tiongkok
- Ibnu Battutah (1325) yang terkenal sebagai “The First Traveller Of Moslem” telah melakukan perjalanan dari Tanger (Afrika) ke Mekkah
- Christopher Colombus (1451-1506) melakukan pelayaran dari Spanyol ke Barat dan menemukan Cuba dan Haiti (Amerika).
- Vasco Da Gama (1498) yang menjelajahi 5 benua
- Captain James Cook (1728 -1779) menjelajahi Selandia Baru dan Australia Timur
Perjalanan dapat diartikan sebagai pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan berbagai tujuan. Pada jaman dahulu, perjalanan dilakukan karena naluri kebutuhan dari seseorang yang seringkali mengajak kelompoknya untuk mencari lokasi baru yang lebih nyaman dan aman. Seringkali perjalanan bisa dikembangkan menjadi perpindahan yang menetap (imigran) bila ditempat baru, mereka merasa lebih nyaman.