Agar para pelanggan merasakan berada di dalam lingkungan yang tenang dan nyaman, maka setiap orang yang bekerja dibagian kecantikan haruslah menata segala sesuatunya dengan apik dan efektif untuk melakukan pekerjaan. Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan teliti, akan memberikan kesan yang baik, sehingga tidak mengecewakan bahkan akan memuaskan para pelanggan. Setiap penata kecantikan haruslah bekerja sesuai dengan aturan dan mempersiapkan kerja menurut prosedur dari masing-masing bagian tata kecantikan rambut tersebut. Untuk itu setiap penata rambut perlu mengetahui etiket dan estetika kecantikan rambut.
1. Etiket dan Estetika Kecantikan Rambut
Kata etiket berasal dari bahasa Perancis yakni “Estiquete”, yang secara umum diartikan sebagai tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Karena itu etiket tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan erat dengan norma-norma, aturan dan tata tertib dalam pergaulan.
Etiket dan pergaulan merupakan 2 kata yang tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal tersebut menyangkut aturan-aturan/pengaturan, tata krama, tata tertib, dengan kata lain adalah berupa pengaturan yang dilaksanakan dalam pergaulan oleh manusia atau cara mengatur manusia dalam segala tindak dan gerak. Etiket tidak dicantumkan di dalam undang-undang negara, namun merupakan ketentuan yang harus dipatuhi dan diikuti dalam kehidupan bermasyarakat.
Kedua kata di atas haruslah mencerminkan atau memperlihatkan keindahan dari kecantikan. Seiring dengan itu maka pengertian dari estetika adalah keindahan, dimana hal ini sangat erat hubungannya dengan kecantikan. Dengan demikian estetika kecantikan rambut adalah merupakan keindahan secara keseluruhan dengan mengikuti peraturan tertentu/sesuai dengan tujuan dan kesempatan serta mengikuti trend kecantikan rambut yang bersifat menggugah hati.
Agar etiket dan estetika kecantikan rambut dapat terwujud dengan sempurna sesuai dengan profesi penata rambut, ada beberapa aturanaturan yang mendukung terbentuknya kepribadian.
Memperkenalkan diri dan diperkenalkan merupakan salah satu tata cara dalam pergaulan dan berhubungan dengan yang belum dikenal secara pribadi. Dalam pergaulan ada aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam berkenalan. Biasanya ada orang yang memperkenalkan orang-orang yang belum saling kenal. Tentu saja dia adalah orang yang telah mengenal kedua pihak yang akan saling diperkenalkan, dengan dasar setidaknya ia mengetahui nama atau pekerjaan orang tersebut, karena itu perlu pula diperhatikan;
1) Siapa yang diperkenalkan, maksudnya bila pria diperkenalkan kepada wanita, syarat ini tetap berlaku walaupun wanita itu lebih muda dari pria, kecuali terhadap pimpinan negara, tokoh masyarakat atau atasan wanita dikantor dan diperusahaan, kepada merekalah wanita diperkenalkan. Di samping itu terhadap orang yang lebih muda ke orang yang lebih tua sama halnya dengan yang di atas, asalkan faktor-faktornya sama. Ataupun terhadap orang yang lebih rendah kedudukannya diperkenalkan kepada orang yang lebih tinggi pangkatnya.
Dalam memperkenalkan pria dengan pria yang kira-kira sama pangkat dan usianya, boleh mana yang lebih dulu, sama halnya seorang wanita dengan wanita lain, kecuali salah seorang diantara mereka lebih rendah kedudukannya, maka itulah yang lebih dulu.
Bila ada orang yang akan diperkenalkan dengan kita, syarat utama yang dilakukan adalah memandang wajah orang tersebut dengan senyum. Hal ini menyatakan perasaan senang, di samping itu kita perlu mendengarkan dengan baik nama orang yang diperkenalkan, hal ini akan lebih mengingatkan dan bila dalam suasana percakapan perlu menyebut namanya, sambil mengulurkan tangan untuk berjabatan, mengangguk atau membungkuk, sambil berkata: “Apa kabar ?” dengan diiringi “Saya senang berkenalan dengan Anda”.
b. Berbincang-bincang dan bertelepon
Berbincang-bincang atau bercakap-cakap biasa terjadi jika ada beberapa orang berkumpul disuatu tempat seperti; undangan jamuan makan, yang diselenggarakan dirumah atau dihotel/gedung pertemuan, biasanya akan memberikan kesempatan untuk berbincang-bincang bagi yang diundang. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berbincang-bincang tersebut:
- Jangan membicarakan kekurangan atau keburukan orang lain.
- Jangan debat atau bantah pendapat orang lain karena kita bukanberdiskusi.
- Jangan memborong semua pembicaraan.
- Jangan berbicara seolah-olah orang lain tidak tahu apa-apa.
- Jangan paksa seorang yang pendiam atau pemalu untuk berbicara.
- Jangan larang siapapun untuk ikut dalam percakapan kelompok.
- Bijaksanalah berbicara jika atasan ada dikelompok kita yang sedang berbincang-bincang.
- Perhatikanlah wajah lawan bicara kita, bukan memandang kemanamana, ini untuk menjaga kesopanan.
- Jangan terlalu dekat wajah kita dengan lawan bicara karena ini kurang sopan.
- Sambutlah penelepon dengan ramah dan antusias.
- Jangan lupa menyapa sesuai waktu saat itu, misalnya “Selamat pagi” atau yang lain sesuai kepecayaan agama seperti “Assalamualaikum” dan susul dengan menyebut nama atau nama kantor.
- Bayangkan penelepon itu dalam pikiran dan pembicaraan tertuju pada orang tersebut.
- Curahkan perhatian kepada penelepon, agar pembicaraan jelas.
- Pada waktunya katakan “terima kasih”, ucapan ini ibarat senyum yang dilemparkan lewat telepon.
- Biarkan penelepon lebih dulu meletakan gagang teleponnya.
Tamu yang dimaksud dalam hal ini adalah seorang pelanggan yang datang pada anda sebagai penata rambut (hairdresser). Untuk itu perlu beberapa hal yang harus diperhatikan seperti berikut:
- Sambutlah tamu dengan sopan, ramah dan senyum dengan mengucapkan sapaan lembut, seperti “Selamat pagi ?. Silahkan duduk”.
- Tamu dipersilahkan duduk dengan menujukan tempat duduk untuk si tamu.
- Lakukanlah pembicaraan yang enak didengar, tidak menyinggung perasaan kedua belah pihak.
- Dalam menentukan sebutan pada tamu, pilihlah dengan memperhatikan jenis kelamin, faktor usia, ras bangsa, kebudayaan dan faktor sosial. Misalnya: nyonya, pak, Miss, MR dan sebagainya.
- Lepaslah tamu sampai pintu/sesuai aturan dari salon, dengan mengucapkan kata-kata simpati seperti sampai jumpa, sambil berjabat tangan.
Selain dari beberapa cara yang diuraikan di atas tentang etiket dan estetika kecantikan rambut, maka masalah sikap juga merupakan ujud nyata yang harus diperhatikan dalam hal ini. Pengaruh sikap tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut:
1) Pengaruh sikap dalam kehidupan
Kita menilai orang lain dari apa yang dilihat. Kesan yang ditangkap oleh padangan mata memberikan pengaruh kepada ingatan dan perasaan. Pada umumnya yang kelihatan jelas adalah sikap orang duduk, berjalan, berdiri dan lain-lain, misalnya seseorang mengatakan bahwa “ia baik”, cara duduknya sopan dan bicaranya baik serta tenang. Ini berarti bahwa cara duduk yang sopan dan berbicara yang tenang memberi kesan positif.
Pada dasarnya wanita itu cantik hanya saja ada yang cepat mengerti bagaimana menambah gaya tarik atau dari yang sudah ada agar lebih baik/menarik lagi. Sebuah alat seperti cermin dapat membantu kita dengan sejujur-jujurnya, misalnya: mengetahui bentuk badan, muka, alis, cara berdiri dan lain-lain.
2) Pengaruh sikap terhadap penampilan
Untuk dapat mencapai tujuan di atas perlu kiranya diperhatikan faktorfaktor sikap yang mempengaruhi penampilan seseorang. Faktor-faktor sikap itu dapat dibagi atas 2 bagian:
- Sikap mental, ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif. Sikap mental pada umumnya merupakan hasil pendidikan yang diberikan kepada anak sejak kecil. Tempat utama pembentukan sikap mental adalah dilingkungan keluarga. Pembentukan suatu sikap timbul karena kebiasaan, yakni kebiasaan di dalam keluarga dan masyarakat yang dipengaruhi oleh adat istiadat, agama dan peraturan-peraturan yang terdapat di dalam masyarakat.
- Sikap fisik yang positif, memberikan kesan baik pada diri sendiri maupun orang lain. Sikap ini diperlukan ketika kita berkomunikasi sehari-hari dan sangat diperlukan waktu kita melamar pekerjaan. Dengan mawas diri kita coba melihat kekurangan yang ada dan berlatih bersikap positif. Karena itu, bagaimanapun sikap-sikap tersebut harus diperhatikan dan dibiasakan.